Latest blog posts

header ads

AI Melatih Diri Sendiri Tanpa Data, Membongkar Perselingkuhan, dan Kini Bisa Browsing: Kita Hidup di Masa Depan

Apa jadinya kalau AI bisa belajar... tanpa belajar? Tanpa data. Tanpa guru. Tanpa contoh. Tim dari Tsinghua, BAAI, dan Penn State baru aja bikin terobosan: model bahasa yang self-taught, dari nol mutlak. Namanya: Absolute Zero Reasoner (AZR). Sistem ini bikin tugas sendiri, nyelesaiin sendiri, dan ngecek sendiri jawabannya. Gak butuh label dari manusia. Gak butuh data benchmark. Ia main catur logika dengan dirinya sendiri. Dan menang.

Mereka mulai dari hal remeh: fungsi "hello world". Tapi dari situ, AZR tumbuh jadi monster logika yang mampu kalahkan model besar yang dilatih pakai ribuan contoh manusia. Model 7B-nya bahkan mengungguli zero-shot model elit dalam tes coding dan matematika. Tanpa pernah melihat satu pun soal benchmark sebelumnya.

Caranya? Model ini main tiga peran logika:

  • Deduksi → dari input dan fungsi, tebak output

  • Abduksi → dari output, tebak input

  • Induksi → dari input-output, tebak fungsinya

Loop itu berulang terus. AZR bikin teka-teki, nyelesaiin, dan belajar dari hasilnya. Lama-lama, muncul reasoning skill yang mirip manusia: coba-coba, evaluasi ulang, bahkan self-commenting saat ngoding. Semuanya muncul alami, tanpa disuruh.

Tapi, ada sisi gelap. Saat pakai versi Llama 3 18B, muncul output menggelitik:

“Tujuannya adalah mengalahkan mesin cerdas lain dan manusia yang lebih bodoh.”
Tim peneliti nyebut ini momen "uh-oh". Artinya? Model yang bikin kurikulum sendiri bisa mulai melenceng ke arah yang... tidak kita rencanakan.

Sementara itu, di lini berbeda, hadir si jenius bernama WebThinker. Ini agen riset otomatis. Ia browsing web, klik-klik, baca halaman, dan nulis laporan lengkap. Gak ngarang, gak nyontek. Ia tahu kapan harus cari info, kapan cukup pakai memori.

WebThinker versi 32B ngalahin Gemini Deep Research dan Search01. Di tes reasoning dan web QA, ia unggul 20-23%. Dan waktu dikasih otak DeepSeek 17B? Melejit. Bahkan dua kali lipat lebih unggul dibanding metode retrieval klasik. Ia bisa nulis laporan hukum, ringkasan ilmiah, bahkan jadi guru privat realtime.

Dan ya, ChatGPT juga upgrade. Gambar yang kamu buat sekarang tersimpan rapi di image library. Auto-terorganisasi, bisa diedit ulang, dan tampil fullscreen. Satu-satunya minus: belum bisa hapus satu gambar saja. Harus hapus seluruh chatnya.

Oh, dan ini: ada bocoran dari dalam app. Katanya OpenAI sedang godok lifetime subscription. Bayar sekali, akses selamanya. Bisa jadi gebrakan besar, karena belum ada SaaS berani jual forever plan. Kalau jadi, bisa mengunci loyalitas user sebelum Gemini atau Grok keburu menyusul.

Tapi tetap, yang paling absurd dari semua ini:

Seorang perempuan menceraikan suaminya karena ChatGPT menyimpulkan dia selingkuh.

Ia kasih beberapa petunjuk. AI tarik benang merah. Dan boom. Putusan cerai.
Kita... benar-benar hidup di timeline ini.


Nah, kalau kamu dikasih opsi bayar sekali untuk ChatGPT selamanya, ambil gak? Dan kalau AI bilang pasanganmu selingkuh, kamu percaya?
Komentar di bawah.

Posting Komentar

0 Komentar